Senin, 09 Januari 2012


PERKEMBANGAN KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Oleh Suprianto,  S.Pd
NIM. 20102813006
 MAHASISWA  S2 TEKNOLOGI PENDIDIKAN PPS UNSRI
GURU SMK NEGERI 2 SEKAYU


Suatu Ilmu Pengetahuan dinilai dari Manfaatnya ialah Seberapa besar Ilmu Pengetahuan Tersebut Mempengaruhi Manusia dan Alam Semesta
Suprianto, Senin, 9 Januari 2012)






 A.  Pengantar.
Kata teknologi sering dipahami oleh orang awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur, dan pengelolaannya (Hoba, 1977). Pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa pada hakikatnya teknologi adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir ke dalam tugas-tugas praktis (Galbraith, 1977).  Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.  Teknologi tidak dapat dipisahkan dari masalah, sebab teknologi lahir dan dikembangkan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993). Sebagai suatu produk teknologi pendidikan mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya.
Sebagai sebuah proses teknologi pendidikan bersifat abstrak. Dalam hal ini teknologi pendidikan bisa dipahami sebagai sesuatu proses yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola pemecahan masalah semua aspek belajar manusia (AECT, 1977). Sejalan dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pendidikan lahir dari adanya permasalahan dalam pendidikan.  Permasalahan pendidikan yang mencuat saat ini, meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan mutu, peningkatan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.  Permasalahan serius yang masih dirasakan oleh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi adalah masalah kualitas,  tentu saja ini dapat di pecahkan melalui pendekatan teknologi pendidikan.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu : pendekatan sistem, berorientasi pada peserta didik, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984).  Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran perlu didesain atau dirancang dengan menggunakan pendekatan sistem.  Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi : identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model, 1989) .  
Cheppy Riyana, S.Pd., M.Pd  (2007) menyatakan bahwa prinsip teknologi pendidikan berorientasi pada peserta didik berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari peserta didik. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran peserta didik hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkannya.  Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang menekankan pada aspek belajar Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana para siswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar.  Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar.  Hal ini sesuai dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa Teknologi pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar (Barbara, 1994).

B.   Perkembangan Konsep Teknologi Pendidikan.
Pandangan umum tentang teknologi sangat mempengaruhi teknologi pendidikan.   Perkembangan konsep teknologi pendidikan diawali dari kebutuhan teknologi untuk dunia pendidikan karena pengaruh teknologi yang berupa produk makin banyak diminati masyarakat. Selama ini kita menganggap bahwa teknologi memang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Kita terbiasa dan cenderung menganggap teknologi sebagai peralatan dan berkaitan dengan mesin, komputer, dan serba elektronik.  Padahal arti  teknologi sangat luas dan tergantung peran teknologi itu sendiri bagi manusia.
Berbagai konsep teknologi secara umum, maka banyak para ahli mendefinisikan konsep teknologi, diantaranya :
1.         Finn (1960) sebagaimana dikutip oleh Gentry menyatakan, “selain diartikan sebagai mesin, teknologi bisa mencakup proses, sistem, manajemen, dan mekanisme pantauan; baik manusia itu sendiri atau bukan, serta …… secara luas, cara pandang terhadap masalah berikut lingkupnya, tingkat kesukaran, studi kelayakan, serta cara mengatasi masalah secara teknis dan ekonomis”. 
2.         Simon (1983) yang berbunyi, “teknologi sebagai disiplin rasional, dirancang untuk meyakinkan manusia akan keahliannya menghadapai alam fisik atau lingkungan melalui penerapan hokum atau aturan ilmiah yang telah ditentukan”.
3.         Konsep teknologi menurut Saettler,  yang mengutip asal katanya  –  techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian.  Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan.  Pendapat Saettler ini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian Aristotle tentang  techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik.
4.         Konsep teknologi menurut Heinich, Molenda, dan Russell (1993) memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka, “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang  ilmiah, dan  tertata…… teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya”.  Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau  soft technology dengan teknologi/perangkat keras atau hard technology.  Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistematis dan ilmiah”.
Dari seluruh definisi tadi hanya definisi dari Finn saja yang menyinggung arti teknologi sebagai penggunaan mesin atau perangkat keras.  Para pakar tadi berkesimpulan bahwa :
1.         Teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah
2.         Teknologi menunjuk suatu keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan
3.         Teknologi dapat diterjemahkan sebagai tehnik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses
4.         Teknologi mengacu pada penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras.
Untuk mengenali teknologi serta peranannya bagi manusia, kategorisasi karakter teknologi perlu dicermati.  Berikut rumusan sifat teknologi dari 3 orang pakar, yaitu Sumitro Djojohadikusumo, Quraish Shihab, dan Heinich.
1.        Sumitro Djojohadikusumo.
Begawan ekonomi ini mengungkapkan bahwa sifat teknologi ada 3 macam, yaitu 
a.         Teknologi maju (advance technology), yaitu upaya peningkatan kemampuan nasional di bidang penelitian dan teknologi terkait dengan sumber enerji, mineral, nuklir, dan beberapa aspek pokok di bidang teknologi angkasa luar.
b.        Teknologi adaptif (adaptive technology) adalah teknologi yang bersumber pada penelitian dan pengembangan di negara maju, harus digarap dan disesuaikan dengan perkembangan masyarakat;
c.         Teknologi protektif (protective technology), yaitu teknologi yang dipersiapkan untuk memelihara, melindungi, dan mengamankan ekologi serta lingkungan hidup bagi masa depan.
Pendapat di atas merupakan suatu tinjauan  berdasarkan  ilmu ekonomi yang menekankan peran serta pengaruh pemanfaatan teknologi terhadap kekayaan alam.  Djojohadikusumo juga mewaspadai bagaimana seharusnya manusia menerapkan teknologi dengan benar.
2.        Quraish Shihab.
Shihab mencoba mengungkapkan arti teknologi bagi manusia.  Ia menyebutkan teknologi ditemukan untuk :
a.         Perpanjangan fungsi organ manusia, yang menjelaskan sebagai perpanjangan organ manusia, teknologi diciptakan untuk  membantu  manusia dalam penyelesaian pekerjaan.  Sebagai contoh, temuan perkakas ‘pisau’ digunakan sebagai perpanjangan tangaun manusia untuk memotong, ‘palu’ dibutuhkan agar tangan dapat memaku.
b.        Perluasan atau penciptaan organ baru manusia yaitu teknologi yang diciptakan untuk perluasan atau penciptaan organ baru manusia karena manusia  tidak memiliki organ tubuh yang dapat melaksanakan tugas tersebut.  Maka, teknologi jenis ini dapat  mengambil alih pekerjaan manusia.  Sebagai contoh, temuan pesawat terbang pada dasarnya berperan sebagai “sayap” manusia agar dapat menyeberangi daerah yang terhalang oleh laut.
c.         Menjadi saingan manusia dimana teknologi menjadi fungsi terakhir berkaitan dengan sifat teknologi yang semakin lama semakin rumit.  Teknologi ini diciptakan berdasarkan temuan teknologi sebelumnya, atau memperbaiki dan meningkatkan mutu teknologi yang sudah ada agar kemampuannya berlipat ganda.  Robotisasi merupakan suatu temuan canggih yang mampu mengatasi tugas-tugas berat atau rumit bagi manusia.  Sayangnya, robotisasi  – kalau pemanfaatannya menyalahi hokum atau aturan  – dapat ‘mengancam’ tenaga kerja sehingga akhirnya robot menjadi saingan atau kompetitor bagi para pekerja / buruh untuk bidang-bidang pekerjaan tertentu.
3.        Robert Heinich.
Menurut Heinich, teknologi dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang  sistematis dan  rasional.   Ia merumuskan beberapa sifat  yang harus dimiliki oleh suatu teknologi.  Sifat-sifat tersebut adalah :
a.     Dapat ditiru, diulang atau diperbanyak (replicability)
b.    Diandalkan karena melalui serangkaian ujicoba (reliability)
c.    Mudah digunakan dan dilaksanakan untuk mengatasi masalah (algorithmic-decision making)
d.   Dapat dikomunikasikan dan dipantau sehingga teknologi dapat diperbaiki berdasarkan masukan dari orang atau pihak lain (communication and control).
e.    Berdampak skala, karena pengulangan dan penyebarannya, sehingga dampak baik atau buruk teknologi dapat cepat tersebar atau menyusut – (effect of scale).
Konsep teknologi yang telah dibahas tadi sebetulnya dapatditerapkan bagi berbagai disiplin ilmu.  Untuk kebutuhan dasar manusia, kita mengenal teknologi pangan dan teknologi penyehatan lingkungan.  Di bidang industri ada teknologi perkapalan, teknologi industri itu sendiri, sedang pada ilmu murni kita mengenal bioteknologi dan istilah DNA.  Dunia pendidikan juga mengenal dan menerapkan teknologi pendidikan,  Berbagai pandangan mengenai konsep dan definisi teknologi pendidikan sudah diajukan para pakar.   Berikut konsep-konsep dari Percival & Ellington dan pakar-pakar dari AECT, 1977 dan 1994.
1.         Teknologi Pendidikan menurut Percival & Ellington (1984).
Istilah penting tentang teknologi pendidikan ialah proses belajar, kondisi belajar,
keefektifan,   efisiensi dan empirik. Lembaga teknologi pendidikan di Inggris yaitu CET for UK, dan NCPL UK Pada halaman 19  – 20 dari buku tentang Educational Technology, mereka mengutip definisi Council for Educational Technology for the UK, yang menjabarkan teknologi pendidikan sebagai  pengembangan, penerapan dan evaluasi atas sistem, teknik, serta alat bantu untuk meningkatkan proses belajar (manusia).  Selain definisi ini, mereka juga mencantumkan definisi yang berasal dari National Centre for Programmed Learning, UK.  Definisi tersebut berbunyi antara lain teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah mengenai belajar dan kondisi belajar untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi pengajaran dan pelatihan.   Jika tidak ada temuan atau prinsip ilmiah, maka teknologi pendidikan menggunakan tehnik teruji secara  empirik  untuk meningkatkan proses belajar. Mereka berpendapat pola terapan teknologi pendidikan terjadi berupa  proses berulang dan  pendekatan sistem sebagai alur berpikir dalam merancang situasi mengajar dan belajar dan memanfaatkan metode atau tehnik apa saja yang dianggap sesuai untuk pencapaian tujuan belajar
2.         Teknologi Pendidikan atau Teknologi Instruksional menurut Association for    Educational Communications and Technology atau AECT (Amerika Serikat).
Organisasi profesi teknologi pendidikan tertua ini berulang kali merumuskan batasan yang memadai mengenai teknologi pendidikan.  Beberapa definisi yang dianggap kokoh dan permanen diantaranya adalah definisi yang diluncurkan oleh Komisi khusus AECT tahun 1977 dan definisi yang diluncurkan oleh Seels & Richey tahun 1994 dan masih disponsori oleh organisasi profesi ini.  Berikut rinciannya.
a.         Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan AECT tahun 1972, menyatakan bahwa Teknologi pendidikan sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas belajar (manusia) melalui penelusuran , pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan sistematis seluruh sumber-sumber belajar; dan melalui pengelolaan seluruh proses ini. Sewaktu merumuskan definisi tadi, para pakar menyatakan teknologi pendidikan sebagai  bidang garapan.  Mereka berusaha mencari peluang keahlian yang dapat dijadikan sebagai pekerjaan profesi dan mengembangkan keahlian tersebut berdasarkan pengalaman kerja yang diperoleh.
b.        Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan AECT tahun 1977, yang membedakan rumusan teknologi pendidikan dengan teknologi instruksional.   Teknologi pendidikan adalah proses pembelajaran yang rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menggunakan, mengevaluasi,dan mengelola seluruh upaya pemecahan masalahnya yang termasuk dalam seluruh aspek belajar manusia.  Sedangkan teknologi instruksional ialah satu bagian dari teknologi pendidikan dengan asumsi sebagai akibat dari konsep instruksional sebagai bagian pendidikan bersifat rumit dan terpadu, melibatkan orang, prosedur, gagasan, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis dan mengolah masalah, kemudian menerapkan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah pada situasi dimana proses belajar  terarah dan terpantau.  Rumusan tersebut mengandalkan teknologi pendidikan sebagai suatu proses kegiatan berkesinambungan, dan merinci kegiatan yang harus dilaksanakan oleh para praktisinya.
3.         Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan Menururt Michael Molenda (1989) mencoba merumuskan teknologi instruksional sebagai seni sekaligus  ilmu pengetahuan mengenai kegiatan merancang, memproduksi  dan melaksanakannya dengan cara ekonomis namun anggun dan canggih, pemecahan masalah instruksional dalam bentuk media cetak atau media pandang-dengar, kuliah, atau keseluruhan sistem instruksional yang mengatur dan mempersiapkan proses belajar dengan efisien dan efektif.  Molenda menekankan perpaduan antara unsur seni sekaligus ilmiah dalam menyelenggarakan proses belajar dengan cara berhemat tetapi tidak mengesampingkan mutu hasil belajar.
4.         Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan Menurut Robert M Gagne.  Teknologi instruksional menyangkut tehnik praktis dari penyampaian instruksional yang melibatkan penggunaan media.  Tujuan utama bidang teknologi instruksional adalah meningkatkan dan memperkenalkan penerapan pengetahuan tadi dan memvalidasikan prosedur dalam rancangan dan penyempaian instruksional.  Gagne menginginkan upaya pengolahan materi belajar menjadi prioritas agar  interaksi  belajar terjadi.  Interaksi belajar timbul karena siswa yang belajar sedang menyerap materi dan menginterpretasikannya sendiri, menulis kembali satu alinea, atau mengingat rumus, bisa pula terjadi antara si belajar dengan orang lain, misalnya guru, temannya, atau narasumber lain.
5.         Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan Menurut Gary J Anglin (1995). Berdasarkan hasil  mengamati struktur dan prosedur kerja seluruh komponen yang teruji dan rapi ternyata lebihpenting.  Ia mengatakan, teknologi instruksional adalah penerapan  sistemik dan  sistematis.  Strategi-strategi dan teknik-teknik yang berasal dari  ilmu perilaku serta ilmu lain untuk mengatasi masalah instruksional.  Pernyataannya menegaskan bahwa konsep teknologi instruksional menerapkan atau meminjam istilah bidang ilmu lain dalam menciptakan proses belajar kondusif.
6.         Rumusan Konsep Teknologi Pendidikan Menurut Tjeerd Plomp & Donald P Ely, Dengan merujuk pada konsep Finn, mereka mengungkapkan dua aspek pokok dalam teknologi instruksional.  Kedua aspek tersebut yakni :
a.         Teknologi instruksional mengacu pada proses belajar.
b.        Pengembangan produk merupakan materi belajar yang  telah  diuji  dan direvisi secara sistematis.
Dengan mengkaji dan mencermati berbagai rumusan teknologi pendidikan sekaligus teknologi instruksional, unsur-unsur yang termasuk dalam bidang teknologi pendidikan,  yaitu :
a.         proses belajar
b.        penciptaan kondisi belajar yang teruji
c.         penyediaan produk belajar dan sistem penyampaiannya
d.        penyediaan sumber-sumber belajar lainnya.
Teknologi pendidikan atau Teknologi instruksional sebagai suatu teknologi telah memenuhi persyaratan, diantaranya :
1.    Ilmiah, yaitu teknologi pendidikan telah teruji melalui serangkaian penelitian dan pengembangan teori.
2.    Terbuka, berarti teknologi pendidikan dapat diubah, disesuaikan dengan situasi belajar-mengajar
3.    Inovatif, adalah penyesuaian terhadap masukan bidang lain agar tetap berhasil dalam proses belajar
4.    Sistemik, yaitu alur berpikir yang menekankan keterhubungan antar komponen serta pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan belajar.
5.    Aplikatif, dimana teknologi dalam pendidikan berupa produk teknologi yang dimanfaatkan oleh dunia pendidikan, misalnya video dapat dimanfaatkan bukan hanya untuk hiburan di rumah, tetapi dapat pula dimanfaatkan untuk proses belajar.  Berbagai produk teknologi lain yang dimanfaatkan untuk kepentingan belajar  termasuk dalam penerapan teknologi pendidikan. Konsep belajar terprogram (programmed learning) memuat langkah belajar teratur dan rinci, termasuk suatu model teknologi yang sengaja diciptakan untuk kemudahan proses belajar. Teknologi kinerja atau  performance technology, yaitu upaya penerapan konsep teknologi instruksional terutama berkaitan dengan proses belajarnya.  Orientasi teknologi kinerja adalah penciptaan kondisi belajar yang sesuai dengan lingkungan kerja suatu lembaga.   Jadi, teknologi kinerja dapat dianggap sebagai suatu subbidang relatif baru dari teknologi instruksional dalam dunia industri dan bisnis.  Kondisi dan proses belajar perlu ditinjau dalam rangka memenuhi kebutuhan lembaga serta upaya untuk meningkatkan kinerja para pegawainya.  Dengan kata lain, teknologi kinerja merupakan terobosan suatu lembaga terhadap pengembangan sumberdaya manusia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar